Sabtu, 04 April 2015

Selamat datang di kota paling Timur Indonesia, Maroka Ehe (Kali Maro), Merauke. Kali ini saya mengajak kalian untuk menikmati kota dan alam Merauke yang bermotto Izakod Bekai Izakod Kai (Satu Hati Satu Tujuan). Kota yang telah berumur lebih dari 100 tahun ini, Mayoritas penduduknya beragama Katolik dan Protestan. Ini terlihat dengan banyaknya gedung gereja Katolik maupun Protestan, hampir disetiap jalan terdapat gereja dan ornament atau Patung Kristus dan Bunda Maria.

Ada juga lukisan dinding (relief) yang dibangun untuk mengenang perjalanan masuknya injil di Merauke. Pada dinding tersebut di gambarkan tentang kedatangan Misionaris pertama pada 14 Agustus 1905, Pembaptisan pertama orang Marind oleh Pr. Henri Nollen MSC, pada 25 Desember 1905, perawatan korban wabah penyakit oleh misionaris, pesta tifa, gambar guru pertama Casianus Maturbongs tahun 1920 dan Pembaptisan Pastor Marind pertama, Pius Cornelis Manu Pr, pada 24 Oktober 2004. Diarea ini juga terdapat kuburan para Misionaris dan kotak-kotak di dinding yang didalamnya terdapat kerangka/abu para Misionaris.

Disini juga terdapat Tugu peringatan PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) dimana pada PEPERA tersebut, 175 anggota Dewan Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat, menyatakan dengan suara bulat dan semangat persatuan bahwa Irian Barat merupakan bagian mutlak wilayah RI dan tidak mau dipisahkan dari NKRI. Ini terjadi pada 14 Juli 1969. yang sebelumnya telah diterjunkan tentara Indonesia dibawah komando, Mayor LB. Moerdani, dalam rangka pembebasan Irian Barat pada 4 Juni 1962.

Nah, buat kamu yang suka dengan kesenian daerah, ada panggung kayu yang sangat luas, diatas panggung hiburan rakyat ini, kamu bisa menyaksikan semua atraksi kesenian dari suku-suku yang ada di Merauke. Dan bagi kamu yang ingin menikmati senja di kota Merauke, jembatan Sungai Maro adalah pilihan yang tepat. Cahaya keemasan sang mentari diatas Sungai Maro merupakan pemandangan yang sangat menajubkan.

Merauke merupakan dataran yang sangat luas, tidak terlihat gunung-gunung seperti pada kota-kota lain di Papua. Konon katanya, Merauke pada awalnya merupakan sebuah gunung berapi yang kemudian meletus dan meratakan seluruh permukaan tanah ini, pada ribuan tahun yang lalu. Hal ini dikaitkan dengan adanya sumur air panas atau air belerang yang berasal dari gunung berapi. Sumber air panas ini merupakan salah satu objek wisata didalam kota yang dapat kamu kunjungi, namun sayang, sumur air panas tersebut tidak terawat dengan baik. Warga setempat menggunakan objek wisata sumur air panas ini untuk MCK.

Mayoritas masyarakat di Merauke bekerja sebagai petani ladang. Postur tubuh mereka yang tinggi besar dan kekar menggambarkan bahwa mereka adalah ANIM HA atau Manusia Sejati. Mereka masih berburu binatang liar, seperti rusa, kangguru atau segala binatang lainnya yang dapat dimakan, dengan cara berburu tradisional, yaitu menggunakan panah atau jerat.

Banyak bangunan peninggalan Belanda di kota ini, salah satunya adalah Post Kantor (kantor pos). Gedung ini berdiri sejak tahun 1920, dan masih tetap berdiri hingga kini. Sayangnya pemerintah kurang memperhatikan aset-aset sejarah seperti ini. Gedung dibiarkan kosong dan tidak terurus. Ada baiknya pemerintah menjadikan kantor ini sebagai museum benda-benda filateli.

TAMAN NASIONAL WASUR (TNW)


Taman Nasional Wasur (TNW) merupakan salah satu dari 50 Taman Nasional yang ada di Indonesia, yang baru dikelola dalam bentuk UPT (Unit Pelaksana Teknis) sejak tahun 1997. sebelumnya pengelolaan TNW dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Irian Jaya II c.q. Sub Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Merauke bersama-sama WWF ID.0105 Merauke. Luas kawasan TNW sebesar 413.810 ha, yang secara administrative pemerintah terletak di kecamatan Merauke di wilayah Kab. Tingkat II Merauke, Prov. Papua. TNW wajib kamu kunjungi.

Salah satu objek wisata yang ada di TNW yaitu Savana. Beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi antara lain, Kankania, Ukra, Mblatar, Prem, Maar dan Savana Rawa Biru. Yang bisa kalian lakukan disini adalah, mengamati satwa liar seperti Kangguru, burung dan binatang lainnya, kamu juga bisa berkemah (camping ground), Tracking, dll. Objek wisata ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4. Petualangan ini sebaiknya dilakukan pada musim kering yaitu bulan September sampai awal Desember.

Taman Nasional Wasur, merupakan satu dari ekosistem lahan basah yang terluas di Indonesia dan no 2 terluas di dunia. TNW, memiliki kekayaan flora dan fauna yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia, inilah yang membedakan TNW dengan daerah-daerah lain. TNW di pengaruhi oleh 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan, uniknya tanaman disini bisa beradaptasi dengan kedua musim. Artinya flora dan fauna disini tetap hidup baik, tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.

Tanaman obat seperti, temulawak, sambiloto, jarak pagar, bunga tahi ayam/tembelekan, pare, sagu daun panjang, kayu missal, anggrek dan sebagainya banyak terdapat di TNW. Ada juga jenis-jenis tanaman eksotik seperti, rumput ekor tikus, tebu rawa, rumput siam, putri malu raksasa, eceng gondok, teratai, bunga bangkai, sarang semut, pinang hutan yang besar dll.

Sedangkan jenis-jenis fauna yang terdapat di TNW adalah, kangguru lapang, anjing, buaya, burung kasuari, elang dada putih, cenderawasih merah muda, mambruk, ikan kakap, udang, ular patola, jenis-jenis kadal, kupu-kupu, rusa dan masih banyak lagi.

Masyarakat memanfaatkan satwa secara adat atau menurut aturan adat. Ini dikarenakan sebagian dari mereka menggunakan satwa sebagai totem atau lambang suku mereka. Contohnya Suku Malind Anim, mereka menggunakan kangguru atau dalam bahasa mereka disebut Saham sebagai totem dari marga mereka. Marga yang menggunakan totem kangguru yaitu marga Samkakai. Karena itulah pemanfaatan satwa kangguru (saham) di alam harus berpegang pada aturan adat yang dibuat oleh marga Samkakai sendiri. Di Mereuke ada empat suku besar yaitu, Malind Anim, Malind Muli Anim, Malind Kolepom Banim dan Malind Sendawi. Sedangkan totem 7 marga di TNW adalah Marind, Kanume, Yeinan, Marori dan Meng-Gey.

Marga lain yang menggunakan satwa sebagai totem adalah marga Mbanggu dari suku Kanume. Mbanggu menggunakan kangguru lapang atau dalam bahasa mereka disebut Maam. Mereka telah menggunakan totem ini secara turun-temurun. Sebagai sebuah totem dari suatu marga, dalam pemanfaatan kangguru lapang di alam telah diatur dan dituangkan dalam aturan adat yang sangat dipegang teguh oleh marga tersebut.

Pemanfaatan satwa dalam aturan adat antara lain: satwa tidak boleh diburu secara umum tetapi secara tradisional yaitu dengan menggunakan panah atau anjing berburu. Dilarang keras membacok atau menggunakan senapan. Dan jumlah hewan buruan dalam sekali berburu cukup 1-2 ekor. Setiap orang yang ingin berburu harus menghubungi atau mohon ijin kepada tuan dusun. Ada juga aturan adat, bagaimana cara mengolah hewan buruan, hewan-hewan yang tidak boleh dimakan dll. Sangsi dari aturan adat ini apabila dilanggar sangat keras. Tahapan sangsi dimulai dari teguran secara halus, membayar denda, ditegur dengan memasang tanda nyawa berupa tali ditangan. Hal ini menandakan bahwa orang tersebut merupakan orang yang sedang menerima hukuman dan bersiap untuk mati jika melakukan kesalahan yang sama lagi. Jika ia melakukan dan melanggar lagi, maka akan langsung dilakukan eksekusi mati.

Di TNW ada tempat-tempat sakral yang tidak boleh dimasuki oleh umum, seperti, Tomer: Aukambo (sumur Alam), Sota: Samleber (Persinggahan leluhur), Kaulei, Ngawah, Waru dan Cumanetek (Dusun sagu), Nsat, Sainz, Onggaya: Yawer, Ncuar, Baram dan Tarkiter (tempat sakral).

Di TNW juga terdapat tempat permandian, walupun airnya berwarna coklat susu, masyarakat dari luar TNW menjadikan tempat ini sebagai tujuan wisata. Ada pondok-pondok yang bisa digunakan untuk bersantai menikati suasana alam Wasur dan berenang. Bagi kamu yang suka tanaman anggrek, disini banyak terdapat tempat budidaya anggrek. Kamu juga dapat berkunjung ke tempat penangkaran kangguru. Disini ditampung kangguru-kangguru sitaan pemerintah yang akan diselundupkan ke luar Papua. Di tempat penangkaran ini juga terdapat banyak tanaman Bunga Bangkai.

Menurut Ketua Lembaga Masyarakat Adat Wasur (LMA), Bpk. Wihelmus Gebze, “Di TNW hanya terdapat sekitar 200 KK, mata pencaharian kami yaitu tokok sagu, bertani, berburu secara tradisional dan menangkap ikan secara tradisional. Hal ini kami lakukan untuk mempertahankan potensi atau sumberdaya alam yang ada disekitar kampung. Di penangkaran kangguru kami, terdapat 10 kangguru sitaan. Dari 10 kangguru ini telah berkembang menjadi 32 ekor kangguru. Kami belum bisa melepas kangguru ini ke alam bebas, karena kangguru ini terlalu lama dikandangkan, sehingga mereka menjadi sangat jinak, dikhawatirkan apabila dilepas mereka akan tetap berada di sekitar perkampungan masyarakat, sehingga gampang dibunuh atau ditangkap lagi. Kami harus menunggu beberapa tahun sampai sifat satwa ini menjadi liar kembali baru kemudian dilepas ke alam bebas. Kami berharap peran semua pihak terutama pemerintah dan masyarakat yang hidup dari alam, untuk bisa melihat lingkungan dan menjaga alam bersama-sama, sehingga tetap terjaga keseimbangan pada kehidupan di bumi ini ”.

Satu lagi yang memukau dari TNW yaitu, Rumah Semut atau Musamus. Rumah semut ini dibangun dengan bahan-bahan di sekitar lokasi bangunan. Semut ini menggunakan rumput dan tanah sebagai material untuk membangun rumah mereka yang sangat kokoh. Serangga kecil ini dapat membangun rumah mereka setinggi lebih dari 2 meter dan akan bertahan dari hujan dan panas selama bertahun-tahun. Masyarakat Wasur mendapatkan pelajaran dari semut ini, yaitu untuk menghasilkan sebuah keberhasilan dibutuhkan kerjasama. Filosofi yang didapat dari Musamus adalah, jangan tanya kerjaku, tapi lihat karyaku, membangun tanpa merusak dan dengan kekompakan dari dalam menghasilkan karya yang besar.

Nah, buat kamu yang hobi berpetualang, kamu bisa datang ke Pusat Informasi dan Wisma Cinta Alam “Bumi Sai” Taman Nasional Wasur, yang diresmikan oleh Direktur Konservasi Kawasan Ditjen PHKA pada 28 Juli 2008 lalu. Disini kamu bisa dapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang TNW.

So, Welcome To Maroka Ehe! (BK)

0 komentar:

Posting Komentar